Minggu, 19 Juni 2011

KATEGORI GRAMATIKAL

PENGERTIAN
        Kategori  gramatikal adalah golongan satuan bahasa yang dibedakan atas bentuk, fungsi, dan makna seperti kelas kata, jenis, kasus, kata, dll. (Kridalaksana,1982).
            Kategori gramatikal bahasa Arab dalam kajian linguistik modern dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
1.      KATEGORI PRIMER
Yang termasuk kategori primer adalah kelas kata utama dalam bahasa Arab yaitu Isim, Fi’il, Harf .
A.    ISIM / NOMINA ( إسم )
Isim adalah kelas kata yang menunjukkan makna tanpa menyertai waktu. (H.M.Misbah, 1986).
Isim merupakan kelas kata yang berupa  kata benda, kata sifat, nama, dan lain-lain.
ما دلّ على معنى من ذات او صفة غير مقترن بزمان معين  ( صاحب خيران, 2007)
Ciri-ciri isim :
1.    Adanya tanwin :
Contoh :  رجلٌ هذا           (ini seorang laki-laki)
2.    Adanya alif lam
Contoh : السيارة رأيت        (Saya melihat mobil)
3.    Terkadang didahului oleh huruf khofad/jar:
Contoh : أذهب إلى الجامعة            (Saya pergi ke kampus)
4.    Terkadang didahului oleh huruf qosam (huruf sumpah).
Contoh : واللهِ                         (Demi Allah)
B.     FI’IL/ VERBA ( فعل )
Fi’il adalah kelas kata yang dapat diketahui (tanda-tandanya), dan disertai keterangan waktu. (H.M.Misbah, 1986).
Fi’il atau verba merupakan kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat; dalam beberapa bahasa lain (seperti bahasa Arab) mempunyai ciri morfologis seperti kala, aspek, persona atau jumlah. (Kridalaksana, 1982).
Fi’il utama dalam bahasa Arab terbagi tiga, yaitu fi’il madhi (verba berkala lampau), fi’il mudhari (verba berkala sekarang atau mendatang) dan fi’il amr (verba berkala lampau dan berfungsi sebagai kata kerja perintah).
Ciri-ciri fi’il :
1.      Biasanya diawali partikel penanda waktu atau Harf Tanfis حرف التنفيس (untuk fiil mudhari), yaitu:
·        سين   :  للقريب
Contoh :سأذهب الى المسجد      (Saya akan pergi ke masjid)
·        سوف : للبعيد
Contoh  نصليهم نارا سوف  Kelak akan Kami  masukkan mereka dalam api neraka
2.      Terkadang diawali huruf  قد
Huruf قد mempunyai 2 makna :
·  Ketika fi’il mudhori, yang berarti “kadang-kadang”.
Contoh :   الكذوب يصدق قد        ( Terkadang benar perkataan pendusta).
·  Ketika fi’il madhi, yang berarti “sungguh atau benar-benar”.
Contoh :قامت الصلاة        قد     (Sungguh telah tiba waktu shalat).
3.      Adanya ta ta’nis yang mati, tetapi hanya pada fi’il madhi saja.
Contoh:       قالت عائشة أم المؤمنين                  (Berkata Aisyah, ibu orang mu’min). 
C.    HARF /PARTIKEL ( حرف)
Harf atau partikel merupakan kelas kata yang biasanya tak dapat diderivasikan atau diinfleksikan, yang mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, dan berupa preposisi dan konjungsi. (Kridalaksana, 1982).
الحرف ما يصلح معه دليل الاسم و لا دليل الفعل
Harf adalah kelas kata yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki ciri-ciri yang khusus. (terjemah Kitab Al Ajurumiyyah)
Maksudnya tidak dapat berdiri sendiri adalah harf tidak dapat bermakna jika tidak berdampingan dengan isim atau fiil, baik sebelumnya atau setelahnya.
                                                                       
Contoh :          أرجع الى البيت                   Aku pulang ke rumah.

2.      KATEGORI SEKUNDER
Yang termasuk kategori sekunder adalah:
A.    KASUS ( اعراب الإسم)
Kasus adalah kategori gramatikal dari nomina, frasa nominal, pronomina  dan adjektiva yang memperlihatkan hubungannya dengan kata lain dalam konstruksi sintaksis. (Kridalaksana, 1982).
Dalam bahasa Arab, kasus merupakan I’rab Isim, yaitu perubahan harakat akhir suatu isim yang menandakan hubungan isim tersebut dengan isim lain di sekitarnya.
Kasus dalam bahasa Arab ada 3, yaitu:
a.      Rafa’ (Nominatif)
Rafa’ atau kasus nominatif adalah kasus yang menandai nomina atau sejenisnya sebagai subjek. (Kridalaksana, 1982)
Nomina atau isim yang mengalami kasus ini disebut Marfu’. Contoh :
البيتُ جميلٌ   Rumah itu besar
b.      Nashab (Akusatif)
Nashab atau kasus akusatif adalah kasus yang menandai nomina atau sejenisnya sebagai objek langsung yang berperan penderita atau sasaran.(Kridalaksana, 1982).
Nomina atau isim yang mengalami kasus ini disebut Manshub. Pada umumnya, isim yang manshub ini difahului oleh kata kerja transitif (فعل متعدي) atau penanda nashab seperti partikel إنَّ dan teman-temannya. Contoh:
أنظّف البيتَ          
Saya sedang membersihkan rumah.
إنّ اللهَ خبيرٌ بما تعملون
Sesungguhnya Allah Mahatahu atas apa yang kamu kerjakan.
c.       Jar/ Khafadh (Genitif)
Jar atau kasus genitif adalah kasus yang menandai makna ‘milik’ pada nomina  atau sejenisnya. (Kridalaksana, 1982)
Nomina atau isim yang mengalami kasus ini disebut Majrur. Pada umumnya, isim itu didahului oleh huruf  jar yang berdampak pada perubahan harakat huruf akhir pada kata tersebut, seperti:
مِن, إلى, عن, على, في, رُبَّ, باء,كاف,لام
Contoh:
من المهدِ إلى اللهدِ
dari buaian sampai ke liang lahat

B.     MODUS  / إعراب الفعل 
Modus adalah kategori gramatikal dalam bentuk verba yang mengingkapkan suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran pembicara atau sikap pembicara tentang apa yang diucapkannya.

C.    KALA
Kala adalah sistem verbal yang menunjukkan waktu keadaan atau tindakan yang diungkapkan oleh verba dalam hubungan saat penuturan. (Verhaar, 1986).
Dalam kamus linguistik karya Harimurti K., disebutkan bahwa kala adalah pembeda bentuk verba untuk menyatakan perbedaan waktu atas jangka perbuatan atau keadaan, biasanya dibedakan antara kala lampau, kala kini dan kala mendatang.
Patokan atau prinsip dasar pembeda antara kala lampau, kini, dan mendatang adalah waktu ketika berbicara.
Kala dalam bahasa Arab ada 3 macam, yaitu:
a.       Kala lampau ( ماضى)
Yaitu kala yang menunjukkan waktu telah lampau. Prinsip penggunaan kata lampau atau telah berlalu ini berdasarkan pada saat pengucapan kata kerja yang diucapkan si pembicara.
Contoh:
ضربتُ الكلبَ
( Aku telah memukul anjing itu)
Meskipun memukul anjing itu dilakukan dua detik yang lalu, tetapi ia berbicara tentang perbuatan yang telah dilakukan dua detik yang lalu itu, maka perbuatan itu merupakan kata kerja berkala lampau.
b.      Kala kini atau sekarang ( حال)
Yaitu kala yang menunjukkan waktu sekarang atau sedang dilakukan.Dengan kata lain perbuatan itu dilakukan saat diucapkan  dan masih sedang dilakukan paa saat itu juga.
Contoh:
اقرأُ المجلة في الغرفة
(Aku sedang membaca majalah di kamar)
Pada saat si aku berbicara, saat itu juga ia sedang dan masih membaca majalah di kamar.
c.       Kala mendatang ( مستقبل)
Yaitu kala yang menunjukkan waktu mendatang atau perbuatan tersebut dilakukan setelah berakhirnya pengucapan si pembicara tentang perbuatannya itu. Biasanya didahului oleh huruf-huruf tanfis (س dan سوف).
Contoh:
سأذهب إلى الجامعة
)Saya akan pergi ke kampus)
Si pembicara akan mulai pergi setelah ia mengakhiri perkataannya itu.
D.    DIATESIS
Diatesis merupakan suatu kategori gramatikal yang menandakan apakah pelaku dalam suatu kalimat berperan sebagai subjek atau obyek. Dalam pengertian lain, “Diatesis adalah kategori gramatikal yang menunjukkan hubungan antara partisipan atau subyek dengan perbuatanyang dinyatakan verba dalam klausa”.(Kridalaksana, 1982).
Diatesis secara umum atau yang berlaku di sebagian besar bahasa di dunia ada dua yaitu diatesis aktif dan diatesis pasif. Dalam bahasa Arab istilah-istilah ini disebut Ma’lum dan Majhul.
1.      Diatesis aktif (Ma’lum)
Yaitu bentuk gramatikal sebuah verba dan/atau klausa yang subyek gramatikalnya adalah pelaku. (Kridalaksana, 1982).
Dalam bahasa Arab, diatesis aktif ini menandakan suatu kata kerja berkedudukan sebagai fiil ma’ruf atau ma’lum dengan ciri umumnya yaitu:
a.       Untuk fiil madhi, harakat huruf awal dan akhirnya tetap (tidak berubah), seperti:
(Ahmad telah membaca Alquran)    أحمد القرآنَ  قَرَأَ
b.      Untuk fiil mudhari, harakat huruf awal dan  akhirnya tetap (tidak berubah), seperti:
(Ahmad sedang membaca Alquran)   يَقْرَأُ أحمد القرآن
2.      Diatesis pasif (Majhul)
Dalam bahasa Arab, diatesis pasif atau majhul ini menandakan suatu kata kerja berkedudukan sebagai fiil majhul dengan ciri umumnya yaitu:
a.       Untuk fiil madhi, huruf awalnya berharakat dhammah dan satu huruf sebelum huruf akhirnya berharakat kasrah, seperti:
(Manusia diciptakan dari tanah)    الإِنْسَانُ مِنْ طِيْنٍخُلِقَ
b.      Untuk fiil mudhari, huruf awalnya berharakat dhammah dan satu huruf sebelum huruf akhirnya berharakat fathah, seperti:  

E.     JENIS / الجنس
Dalam kamus linguistik karya Kridalaksana, jenis atau gender merupakan klasifikasi kata yang kadang berkaitan dengan jenis kelamin, tapi intinya jenis atau gender ini merupakan penanda ‘jenis kelamin’, baik pada makhluk hidup atau benda mati. Jenis  ini diungkapkan secara gramatikal pada bentuk nomina (isim), ajektiva (shifat), pronomina (dhamir) dan partikel (harf).
Kategori jenis dalam bahasa Arab ada dua, yaitu mudzakkar (laki-laki/maskulin) dan muannats (perempuan/feminin).
a.      Mudzakkar (مذكر)
Mudzakkar adalah kategori gramatikal yang berfungsi sebagai penanda jenis kelamin laki-laki atau maskulin pada suatu isim (nomina).  Isim yang berjenis mudzakkar ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Pada umumnya ditandai dengan tidak ada huruf Ta’ Marbuthah (ة) di akhirnya, seperti:
 ( pulpen)  قلم, , (buku)  كتابٌ
b)      Mengacu pada nama-nama benda atau orang yang berjenis kelami laki-laki meskipun diakhirnya ada huruf Ta Marbuthah, seperti:
 (Ahmad) أحمد   (Hamzah)  همزة
c)      Pada kasus tertentu, suatu isim ditetapkan oleh ahli bahasa bahwa isim itu berjenis mudzakkar, seperti:
(mata)عينٌ   , (tangan) يدٌ
b.      Muannats (مؤنث)
Muannats adalah kategori gramatikal dalam bahasa Arab yang berfungsi sebagai penanda jenis kelamin perempuan atau feminin pada suatu isim (nomina). Isim yang berjenis muannats memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Pada umumnya terdapat huruf  Ta Marbuthah  di akhirnya, seperti:
سيّارةٌ    (mobil)
b)      Mengacu pada nama-nama benda atau orang yang berjenis kelamin perempuan, meski tak ada huruf Ta Marbuthahnya, seperti:
فاطمة    ( Fatimah) زينبٌ  (Zainab)
c)      Terdapat alif maqsurah di akhirnya, seperti:
ليلَى  (Laila)
d)     Terdapat alif mamdudah di akhirnya, seperti:
صحراء  (padang pasir, gurun)
F.     JUMLAH ( العدد)
Jumlah merupakan satuan kategori gramatikal sekunder yang membeda-bedakan jumlah, biasanya ditandakan pada nomina, verba, pronomina, dsb. (Kridalaksana, 1996).
Dalam bahasa Arab, jumlah ada 3, yaitu mufrod (singular atau tunggal), mutsanna ( ganda), jama’ ( plural atau lebih dari dua)


Tugas Persentasi Kelompok 4 :
Sa’dullahSyahdi Maulana, Siti Rokhmah,Abadiah
Mata kuliah Morfo Sintaksis
Dosen : Ibu Zakiah.

1 komentar:

  1. How to win at casino games - JTM Hub
    Casino games are easy to learn. 포천 출장샵 With 계룡 출장안마 so many 밀양 출장안마 different game selections, and so 수원 출장마사지 many different table games, players can find themselves 동두천 출장마사지 at the casino table

    BalasHapus